IDTODAY.CO – Sang ekonom senior, Said Didu, belum lama ini memaparkan pendapatnya terkait periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Bahkan, menurutnya, jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, periode kedua ini semakin menjadi-jadi dan semakin jauh dari apa yang ia harapkan.

Said Didu menilai pemerintahan Presiden Jokowi yang makin menjadi pada periode kedua ini merupakan akumulasi dari periode pertama yang terus berlanjut.

Ia mengaku sempat berharap adanya perbaikan pada periode kedua, tetapi menurutnya yang terjadi justru sebaliknya, bahkan bisa dibilang jauh dari harapannya.

Baca Juga:  Laporan ProDEM soal Dugaan Kolusi Bisnis PCR Luhut dan Erick Thohir Ditolak Polisi

“Jadi, saya melihat bahwa dua tahun ini sebenarnya adalah akumulasi dari periode pertama yang berlanjut, yang saya berharap ada perbaikan di periode kedua,” tuturnya dalam sebuah tayangan di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, dikutip terkini.id via Kabarbesuki pada Sabtu, 30 Oktober 2021.

“Tapi ternyata semakin jauh dari yang saya harapkan.”

Ia mengaku bahwa tadinya dirinya berharap akan adanya perbaikan di berbagai hal pada periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi, khususnya terkait ekonomi, fiskal, BUMN, hingga isu keretakan sosial.

“Saya harapkan dulu ada perbaikan banyak hal di ekonomi, fiskal, BUMN, keretakan sosial itu makin membaik karena kita pengalaman di periode pertama,” sambungnya.

Selain itu, sebelumnya Said Didu rupanya juga berharap segala ‘perpecahan’ kubu akan berakhir dengan masuknya Prabowo Subianto ke dalam kabinet, tetapi ternyata hal tersebut juga nihil.

“Awalnya kita mengharap masuknya Prabowo ke dalam, maka hilanglah dikotomi kampret, kadrun, cebong. Ternyata makin menjadi-jadi sekarang, tidak berkurang. Kohesi sosial semakin retak dan bahkan semakin menjadi-jadi,

Terkait BUMN, Said Didu juga sempat berharap kembali ditegakkannya profesionalisme dengan masuknya Erick Thohir sebagai Menteri BUMN dan Arya Sinulingga sebagai salah satu anggota staf khusus di Kementerian BUMN.

Namun, lagi-lagi menurutnya, latar belakang Erick Thohir dan Arya Sinulingga yang merupakan tokoh industri media, khususnya di dunia pertelevisian justru tak memberikan pengaruh positif terhadap BUMN.

“Di BUMN, dulu saya berharap bahwa terjadi profesionalisme kembali ditegakkan karena saya kritik betul pada saat periode sebelumnya bahwa itu banyak sekali diabaikan, tapi ternyata juga makin menjadi-jadi, menjauh dari profesionalisme,” tandasnya.

Sumber: terkini.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan