Sekertaris CIDES ICMI, Hery Margono mengatakan jumlah pengangguran di Indonesia sangatlah tinggi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022 jumlah pengangguran di Indonesia ada sebanyak 8,42 juta orang.

“Jumlah 8,42 juta orang ini lebih besar dari jumlah penduduk Singapura sebanyak enam juta orang. Bayangkan kalau 8,42 juta orang Indonesia itu produktif, kita bisa jadi negara kaya, kenyataannya delapan juta orang itu menganggur,” ujarnya dalam Webinar Nasional “Pertumbuhan Ekonomi Pemerataan dan Kemiskinan di Indonesia, Selasa (13/6/2023) malam.

Baca Juga:  Dewan Pakar ICMI: Maunya Rezim Ini Apa?

Saat ini, sambung Hery, disparitas pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi, kelompok masyarakat berpendapatan sedang dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah di Indonesia sangat luar biasa.

Berdasarkan pendapatan per kapita Indonesia pada 2022 masih ada 26,16 juta orang di Indonesia yang berpenghasilan sebanyak Rp 505.469. Mirisnya, di kota-kota besar seperti Jakarta, banyak pula orang yang berpenghasilan ratusan juta hingga miliaran setiap bulannya.

Baca Juga:  Ketum ICMI Minta Presiden-Pimpinan Partai Cabut RUU HIP Dari Prolegnas

“Jadi memang kata Pak Jusuf Kalla ada disparitas luar biasa, memang faktanya seperti itu, yang terjadi,” ungkapnya.

Ia pun mengungkapkan, berdasarkan teori Schumpeter, dalam pertumbuhan ekonomi yang paling banyak memberi sumbangan adalah para wirausahawan. Oleh karenanya, pemerintah harus membimbing dan melakukan pendampingan kewirausahaan masyarakat, karena jiwa kewirausahaan sangat penting untuk membangun negeri.

“Menurut David C McClelland pun menyampaikan negara makmur itu apabila minimal 20 persen penduduknya adalah pengusaha, di tahun 2023 jumlah pengusaha di Indonesia masih di angka 3,18 persen. Oleh karenanya ICMI terus menstimulus peningkatan kuantitas dan kualitas pengusaha muslim yang profesional dan beretika,” tuturnya.

Sumber: Republika

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan