Vokalis Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) Mulyanto, mendesak Pemerintah mengevaluasi total hilirisasi nikel yang investasinya dikuasai China. Kekayaan alam terkuras, rakyat dapat ampas.

“Pemerintah harus mengevaluasi program hilirisasi nikel secara habis-habisan, agar program ini tidak sekedar menguras sumber daya mineral kita.

Hanya menyisakan ampasnya untuk rakyat. Sementara yang menikmati keuntungan adalah investor asing,” tegas Mulyanto dalam keterangan yang diterima Inilah.com di Jakarta, Rabu (21/6/2023).

Menurut Mulyanto, investasi China di smelter nikel yang menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI), cukup banyak mendapat insentif.

Baca Juga:  Inspeksi Ke Rutan KPK, Komisi III: Kami Tidak Bertemu Dengan Tahanan KPK

Mulai dari pembelian bijih nikel dengan harga di bawah harga internasional, bebas PPN, tax holiday, bebas PPh badan, bebas bea keluar atau pajak ekspor.

Belum lagi leluasa mendatangkan -mesin termasuk barang bekas pakai dan pekerja dari China.

Dalam konteks ini, dia meminta pemerintah bisa menjelaskan dengan jujur dan gamblang, berapa besar penerimaan negara dari ekspor nikel setengah jadi yakni NPI dan Feronikel. Hal ini perlu disampaikan secara terbuka kepada publik.

“Jangan-jangan kita malah nombok. Apalagi devisa yang dihasilkan juga ditengarai tidak masuk ke Indonesia. Tapi parkir di luar negeri dalam bentuk dolar AS,” imbuh dia.

“Selama ini, pemerintah tidak pernah terbuka terhadap data-data penerimaan negara atas hilirisasi nikel ini.

Coba bandingkan dengan penerimaan negara dari bea keluar ekspor bijih nikel, saat sebelum dilarang. Bisa jadi kita nombok,” lanjutnya.

Agar ‘jangan ada dusta di antara kita’, desakan Mulyanto, adalah solusi. Kerja sama Indonesia-China dalam pengolahan nikel mentah, perlu dievaluasi secara sungguh-sungguh dan transparan.

“Siapa sebenarnya yang lebih diuntungkan. Paling tidak kan harus win-win,” jelas Mulyanto.

“Belum lagi ekses sosial-politik keberadaan TKA dari Cina ini. Kasus bentrok antara TKA dan pekerja lokal yang menewaskan beberapa orang pekerja beberapa waktu lalu menjadi pelajaran berharga bagi kita,” pungkas Mulyanto.

Sumber: Inilah.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan