Rektor ITB-AD: Rakyat Butuh Makan, Bukan Darurat Sipil

Rakyat Miskin Di Indonesia yang butuh bantuan (Foto: Jabar Ekspres Online)

Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta (ITB-AD), Mukhaer Pakkanna menyatakan bahwa penggunaan kebijakan darurat sipil oleh pemerintah dalam menangani masifnya wabah Covid-19 di Tanah Air, suatu langkah kebablasan. Darurat sipil hanya bisa diterapkan dalam kondisi ketertiban dan keamanan negara tidak terkendali.

“Saya kira saat ini di tengah wabah masif ini negara masih aman dan stabil. Maka langkah karantina wilayah atau pembatasan sosial masih jauh lebih tepat. Saya khawatir aparat keamanan terutama TNI akan bertindak represif,” ujar Mukhaer, Rabu (1/4/2020).

Baca Juga:  Khusus DKI Jakarta, Anies Baswedan Larang Kerumunan Lebih Dari 5 Orang

Mukhaer mengatakan sejatinya, masyarakat saat ini sudah sadar tentang arti pentingnya dampak wabah Covid-19 ini. Mereka sudah siap jika ruang geraknya dibatasi dalam konteks social distancing atau physical distancing.

“Yang dibutuhkan rakyat adalah bagaimana melanjutkan denyut nadi kehidupannya. Bagaimana agar asap dapur tetap mengepul. Karena itu, pemerintah melalui aparat dan regulasi yang dibuat menjamin ketersediaan pangan dan sembako selama masa karantina. Libatkan perangkat RT, RW, Desa, kelurahan dan dikoordinir oleh Pemda,” jelasnya.

Baca Juga:  Wartawan Senior: Anies Baswedan Dengan Lapang Hati Mengurus Para Pengkritiknya

Lebih lanjut, Mukhaer menjelaskan Pemerintah tidak boleh lepas tangan untuk memproteksi atau melindungi rakyatnya. Pemerintah sudah punya database tentang rakyat yang perlu dibantu. Pihak mana saja yang perlu diberikan stimulasi untuk menggerakkan ekonomi keluarga dan negara. Jangan sampai dalam masa karantina wilayah, rakyat mati kelaparan.

“Ini tanggungjawab sosial kita semua. Tentu masyarakat sipil dan terutama orang-orang kaya yang selama ini hidup dan menikmati usaha di Tanah Air, jangan lupa kacang dari kulitnya. Mereka harus punya rasa nasionalisme di tengah masyarakat sedang kritis. Mereka jangan banyak buat dalih untuk mempertahankan egoismenya,” terang Mukhaer.

Baca Juga:  Makan Korban, Corona Kembali 'Bunuh' 2 Orang di Sulsel

Kemudian, Mukhaer menyampaikan bahwa karantina wilayah adalah langkah yang tepat. Darurat sipil harus dicabut karena membahayakan nasib rakyat.

“Jika tidak dicabut, suasana akan makin mencekam. Yang bukan tidak mungkin suasana social disorder akan meletus. Rakyat hanya butuh keberlanjutan pangan dan sembako,” tutupnya.

Sumber: bantennews

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan