Seruan Pilu Anak Gaza Ingin Hidup Normal Selayaknya Anak-anak Lainnya

Seruan Pilu Anak Gaza Ingin Hidup Normal Selayaknya Anak-anak Lainnya (Foto: AL Jazeera)

Anak-anak menjadi korban serangan tentara Israel di Jalur Gaza. Banyak yang tewas, banyak pula yang hidup dalam situasi tidak layak karena konflik berdarah ini.

Dilansir Al Jazeera, Rabu (8/11), Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan bahwa Jalur Gaza kini menjadi ‘kuburan bagi anak-anak’. Dia menegaskan bahwa perlindungan warga sipil ‘harus menjadi yang terpenting’ dalam perang antara Israel dan Hamas.

“Kita harus bertindak sekarang untuk menemukan jalan keluar dari kehancuran yang brutal, mengerikan, dan menyakitkan ini,” cetus Guterres.

“Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak. Ratusan anak perempuan dan laki-laki dilaporkan terbunuh atau terluka setiap harinya,” ucapnya.

Sekelompok anak di Gaza menyampaikan seruan mereka untuk dunia. Anak-anak ini meminta komunitas internasional untuk melindungi mereka, karena nyatanya Israel tak hanya menyerang pasukan Hamas tapi juga warga sipil termasuk bocah-bocah tidak bersalah.

Anak-anak itu berbicara kepada wartawan di luar Rumah Sakit (RS) Al-Shifa, Gaza Ciy. Rumah sakit itu tak hanya merawat korban luka tapi juga menjadi tempat berlindung bagi warga sipil yang menghindari perang.

Baca Juga:  Ilmuwan Nuklirnya Tewas, Iran ke Israel: Teroris Pengecut!

“Sejak 7 Oktober, kami menghadapi pemusnahan, pembunuhan, pengeboman yang menimpa kami. Semua ini terjadi di depan mata dunia. Mereka berbohong kepada dunia bahwa mereka membunuh para petempur, namun mereka membunuh rakyat Gaza, impian dan masa depan mereka,” ucap seorang anak laki-laki yang membaca dari sebuah catatan kertas.

“Pendudukan membuat kami kelaparan. Kami tidak mendapatkan air, makanan, dan kami minum dari air yang tidak bisa digunakan. Kami muncul sekarang untuk berteriak dan mengundang Anda untuk melindungi kami,” cetus bocah laki-laki itu.

“Kami ingin hidup, kami ingin perdamaian, kami ingin para pembunuh anak-anak diadili. Kami ingin obat-obatan, makanan, dan pendidikan, dan kami ingin hidup seperti anak-anak lainnya,” ucap bocah Gaza tersebut.

Israel masih membombardir Jalur Gaza. Anak-anak tak berdosa pun terus menjadi korban serangan tersebut.Israel masih membombardir Jalur Gaza. Anak-anak tak berdosa pun terus menjadi korban serangan tersebut.

Baca Juga:  Merinding, Ini Isi Surat Wasiat di Saku Pasukan Hamas yang Mati Syahid

Perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas dimulai 7 Oktober ketika kelompok milisi Palestina itu menyeberang dari perbatasan Jalur Gaza dan menyerbu wilayah Israel bagian selatan. Menurut otoritas Israel, sekitar 1.400 orang yang sebagian besar warga sipil tewas akibat serangan Hamas.

Dilansir Reuters dan Channel News Asia, para pejabat Palestina mengatakan 10.569 orang telah terbunuh di Gaza akibat serangan Israel, 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

Kata warga Gaza yang mengungsi

Banyak warga Gaza Palestina yang terpaksa mengungsi meninggalkan wilayah negaranya sendiri karena invasi negara tetangganya, Israel. Berbondong-bondong, orang-orang dari Gaza utara berjalan ke Gaza selatan.

Mereka, para pengungsi, berjumlah 1,3 juta orang lebih. Bahkan kata pihak Israel, dilansir DW, jumlah pengungsi mencapai 50 ribu warga Gaza yang bergerak dari utara ke selatan.

Lebih dari 2.300 orang masih hilang dan diyakini terkubur di bawah reruntuhan bangunan yang hancur, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Banyak warga Gaza harus berjalan kaki melintasi jalur sepanjang 40 kilometer, melewati jalan-jalan yang rusak dan jasad-jasad, serta mengangkat tangan dan mengibarkan bendera putih saat mereka melewati tank-tank Israel.

Seorang warga Gaza yang menggendong salah satu balitanya, Amira al-Sakani, mengatakan kepada jurnalis AFP, bagaimana dia melihat “jasad para martir, orang-orang meninggalkan mobil dan ternak mereka untuk berjalan” ketika dia dan keluarganya berjalan kaki menuju Gaza selatan.

“Hidup kami tragis; kami tidak menginginkan perang… kami menginginkan perdamaian. Cukup sudah. Kami lelah,” ujar perempuan tersebut, seperti dikutip Al Arabiya, Kamis (9/11/2023).

Meskipun ada janji Israel bahwa mereka akan aman di wilayah selatan, angka korban yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Palestina menunjukkan bahwa tidak ada wilayah di Gaza yang aman.

Sumber: detik.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan