IDTODAY.CO – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr Hasto Wardoyo, SpOG (K) mengatakan Tingkat pertambahan angka Kehamilan di Indonesia selama masa pandemi Covid-19 diperkirakan akan naik.

Hal itu terlihat pada bonus demografi di Indonesia yang juga mengalami peningkatan secara signifikan. “Akan ada 370.000 hingga 500.000 pertambahan angka Kehamilan,” katanya dalam Webinar ‘Tantangan Kependudukan di Tengah Pandemi Webinar’, sebagaimanamana dikutip dari Akurat.co (30/5).

dr Hasto menyebutkan penurunan penggunaan alat kontrasepsi selama satu bulan terakhir, yakni pada Maret hingga April 2020, menjadi indikasi naiknya angka kehamilan tersebut.

“Memang di bulan Maret dan April ini penggunaan KB semuanya mengalami penurunan. Mulai dari yang peserta KB baru, peserta KB yang mengganti cara, hingga peserta KB ulangan,” imbuhnya.

Adapun penyebab turunnya angka penggunaan alat kontrasepsi tersebut, diakibatkan oleh sejumlah faktor yang disebabkan pandemi Covid-19, baik di Indonesia maupun secara global.

“Kalau saya lihat, ini banyak klinik yang tidak siap, kemudian banyak yang tutup untuk menghindari penyebaran Covid-19. Lalu, produk-produk alat kontrasepsi juga terganggu, dan akhirnya memilih menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek sehingga ini juga meningkatkan risiko Kehamilan,” jelasnya.

Baca Juga:  Menaker Sebut 3,5 Juta Pekerja Terkana PHK Akibat Pandemi COVID-19, Jabar Tertinggi

“Fenomena” tersebut berakibat ledakan angka Kehamilan hingga ratusan ribu. Angka tersebut juga diambil dari jumlah putus-pakai kontrasepsi sebesar 10 juta orang, dan persentasi pasangan usia subur 25 persen.

“Laporan Kehamilan itu bisa 15 persen, kalau suami istri kumpul dua sampai tiga kali seminggu. Ketika putus pakai IUD, saya ambil 15 persen yang hamil di bulan pertama. Kalau dilihat di sini dengan catatan stay at home, tidak pakai kontrasepsi, lalu hubungan seks 2 sampai 3 kali seminggu, itu Kehamilan bisa bertambah dari 370 ribu sampai 500 ribu,” terangnya.

Kabar “baiknya”, Dampak pandemi yang terjadi pada psikologi menyebabkanpenurunan tingkat fertilitas, sehingga daya reproduksi menurun karena beberapa hal, seperti ketidakpastian, kelangkaan, rasa takut, tertekan, pada perempuan beban meningkat.

“Mudah-mudahan ini yang akan terjadi,” pungkasnya.[Brz]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan