Penyebaran Corona di Indonesia yang sangat cepat dan tak terkendali membuat pemerintah berada dalam posisi sulit untuk mengambil kebijakan. Pada satu sisi mereka dihadapkan pada upaya penanganan virus dan di sisi yang lain dihadapkan pada kemungkinan krisis ekonomi.
Menanggapi kenyataan tersebut, Yusril Ihza Mahendra meminta pemerintah untuk memprioritaskan keselamatan masyarakat dibanding lainnya.
“Menghadapi ganasnya wabah Covid-19 sekarang ini, Pemerintah tidak punya pilihan lain kecuali menyelamatkan nyawa rakyat. Apapun pilihan yang dilakukan pemerintah, apakah melakukan pembatasan keramaian umum bahkan melakukan lockdown, tujuan utamanya harus satu, menyelamatkan nyawa rakyat,” ucap Yusril dalam keterangan tertulis, sebagaimana dikutip dari Detik.com (21/3/2020)
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu mengatakan pertimbangan ekonomi harus menjadi nomor dua dan mengutamakan keselamatan rakyat.
“Pertimbangan ekonomi harusnya menjadi nomor dua. Ekonomi memang hancur. Tetapi itu bukan hanya terjadi pada kita. Semua negara mengalami hal yang sama. Ekonomi bisa kita bangun kembali. Tetapi nyawa rakyat yang melayang takkan bisa dihidupkan lagi,” lanjutnya.
Yusril juga meminta pemerintah untuk terbuka dalam penanganan virus Corona dengan memilih kebijakan apapun yang dianggap baik demi keselamatan rakyat.
“Pemerintah jangan ragu-ragu memilih apa yang terbaik untuk dilakukan. Jika telah diputuskan suatu langkah, laksanakan dengan konsisten. Jangan menutup-nutupi sesuatu,” ucap Yusril.
Menurutnya, keterbukaan informasi akan mendatangkan bantuan yang dibutuhkan oleh pemerintah dari orang-orang kaya yang memiliki kepedulian.
“Terbukalah kepada rakyat, terbukalah kepada dunia tentang apa yang sesungguhnya terjadi di negara kita. Dengan keterbukaan itu negara memanggil semua orang, terutama orang2 kaya dan mampu untuk berbuat membantu sesama,” lanjut Yusril.
Pada laporan sebelumnya, Data terbaru dari ketua gugus tugas penanganan COVID 19 terdapat penambahan 369 kasus lebih. “Total kasus hari ini 369 orang,” terang Achmad Yurianto.(detik/br)