Di tengah kasus dugaan penistaan agama oleh Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang hingga kabar pertemuan komunitas LGBT se-Asean di Jakarta, sejumlah netizen merindukan kehadiran FPI (Front Pembela Islam).

Sebagaimana diketahui organisasi FPI yang didirikan Habib Rizieq Shihab telah dibubarkan oleh pemerintah pada 30 Desember 2020, namun rekam jejak perannya dalam memerangi kemungkaran rupanya dirindukan oleh masyarakat.

Terbaru, dugaan penistaan agama oleh Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang telah menyita perhatian publik nasional. Belum selesai, muncul kembali kabar rencana komunitas LGBT se-Asean di Jakarta.

Hampir seluruh unggahan sosial media tvOne terkait dengan dua kasus tersebut muncul komentar netizen yang menyatakan rindu dengan kehadiran FPI.

Baca Juga:  Kala Sidang Ungkap Para Laskar FPI Memohon tidak Dianiaya

‘’Saya rindu FPI,’’ tulis netizen di salah satu unggahan rencana pertemuan LGBT se-Asean, dikutip Kamis (13/7/2023).

‘’Tiba-tiba kepikiran FPI,’’ tulis netizen lainnya.

Selain FPI sebagian yang lain juga menyebut pergerakan massa Islam seperti 212 yang punya rekam jejak mampu mendatangkan massa dalam jumlah besar.

‘’jgn sampai aksi umat Islam bergerak kembali turun ke lapangan,’’ tulis netizen.

‘’212 turun kita,’’ timpal netizen lainnya.
Pernyataan Habib Rizieq untuk Panji Gumilang pimpinan Ponpes Al-Zaytun hingga pertemuan LGBT

Mantan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab akhirnya buka suara soal dugaan penistaan agama oleh Panji Gumilang.

Baca Juga:  MUI Jabar Berharap Sidang Panji Gumilang Tidak Hanya Penistaan Agama

“Ini pendapat dholal mudhill (sesat menyesatkan), bahkan ini pendapat bisa masuk kategori kufron (pengingkaran), karena nggak ada, ulama semua sepakat sampai mu’tazilah sekalipun yang mengatakan bahwa Al-Quran itu adalah makhluk. Tetap mengatakan Al-Quran itu Kalamullah,” tegas Habib Rizieq.

Selain itu Habib Rizieq juga menyoroti pernyataan pimpinan Ponpes Al-Zaytun itu yang mengatakan bahwa Al-Quran adalah ucapan Muhammad.

“Pertanyaan kita balikin, Anda sendiri punya dalil apa, ulama mana, yang mengatakan itu,’’ katanya.

Kemudian terkait azan yang dipraktekkan di Ponpes Al-Zaytun yang malah menghadap jemaah, bukannya ke kiblat.

“Azan menghadap kiblat itu sunah, kalau azan menghadap jemaah ya makruh. Memang makruh bukan sesat tapi kalau azan menghadap jemaah menjadi doktrin. Nah ini kita bicara doktrin dengan cara-cara yang sedemikian rupa kan,” terangnya.

“Dengan tata cara mengada-ada, yang gak pernah diajarkan oleh Nabi maupun ulama salaf dan khalaf,” imbuhnya.

Kontroversi lain yang dilontarkan Panji Gumilang adalah soal penggunaan Bahasa Arab dalam Islam yang menurutnya menyulitkan bagi umat Non Arab.

“Nah, kalau Allah berbahasa Arab, susah nanti ketemu dengan orang Indramayu. ‘Prewek’ nggak ngerti, Gusti Allah nggak ngerti artinya,” ujarnya.

Sumber: tvonenews

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan