Pengamat politik sekaligus akademisi Rocky Gerung ikut mengkritik istilah Jokowisme yang digaungkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia bercerita kalau slogan yang mengaitkan tokoh ini memang populer di Amerika Serikat. Contohnya adalah Reaganisme yang mengacu pada Ronald Reagan.

“Kita tahu ada Reaganisme (Ronald Reagan) atau Thattcherisme, ada ideologi di situ. Kalau dulu Readanomics dianggap berhasil karena memanfaatkan prinsip libertarian Amerika, demikian juga Margaret Thatcher,” kata Rocky Gerung dalam video Youtube Rocky Gerung Official, dikutip tajukpolitik.com, Selasa (16/5).

Tapi Rocky menilai kalau kata Isme dalam Jokowisme masih belum dipahami PSI. Sebab kata itu adalah makna untuk sebuah ideologi.

Sementara Rocky mengaku kalau Jokowi tidak konsisten dalam bersikap. Terkadang pro kepada rakyat, namun juga pro pada oligarki.

“Kan nggak ada keteraturan berpikir pada Pak Jokowi, tiba-tiba pro BLT, tiba-tiba pro oligarki, di mana isme-nya itu?” tanya Rocky.

Baca Juga:  Rocky: Habib Rizieq Bukan Momentum, Yang Saya Mau Tanya Jokowi Sampai Nggak Ke 2024?

Ia pun menyimpulkan kalau bahwa PSI selaku partai yang menggaungkan istilah Jokowisme nyatanya tidak mengerti soal makna kata isme.

“Jadi buta huruf pengertian-pengertian ini yang diajukan PSI itu memperlihatkan partai ini tak punya modal pengetahuan tentang apa yang disebut isme,” tandasnya.

Sekadar informasi, PSI menggaungkan istilah Jokowisme lewat media sosial beberapa waktu lalu. Menurut mereka, Jokowisme adalah kemajuan dari seorang presiden menjadi sebuah gagasan.

Baca Juga:  RG: Kalau Terjadi Perubahaan Keuasaan, Satu Kabinet Bisa Masuk Pengadilan, Termasuk Jokowi

“Jokowi tumbuh bersama kekuasaan. Ia tak lagi sekadar presiden, tapi menjelma menjadi sebuah gagasan, ide besar tentang Indonesia yang hebat, Indonesia yang maju, tanah air yang membanggakan. Itulah Jokowisme,” ucap PSI.

Seperti diketahui PSI kerapkali di media sosial kerap kali menggaungkan Jokowisme dan tegak lurus bersama Jokowi walaupun partai tersebut dihuni oleh anak-anak muda tapi tidak memiliki gagasan.

Sumber: tajukpolitik.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan