Sanad keilmuan atau rantai sanad merupakan aspek penting dalam dakwah kekinian. Meskipun dakwah kekinian sering kali dilakukan melalui media sosial dan platform digital lainnya, namun penting untuk menjaga keaslian dan integritas ilmu yang disampaikan.

Dengan memperhatikan urgensi sanad keilmuan dalam dakwah kekinian, dapat dipastikan bahwa pengetahuan yang disampaikan lebih memiliki kedalaman, kredibilitas, dan relevansi dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Hal ini akan membantu dakwah kekinian menjadi lebih efektif dan dapat memberikan pengaruh positif dalam masyarakat.

Dengan menyadari urgensi sanad keilmuan dalam dakwah kekinian dan mengimplementasikan langkah-langkah di atas, diharapkan dakwah kekinian dapat memberikan dampak positif yang lebih luas dalam masyarakat. Sanad keilmuan menjadi dasar yang kokoh untuk membangun pemahaman agama yang benar, sesuai dengan ajaran Islam yang moderat, dan dapat memberikan solusi bagi tantangan zaman yang dihadapi.

Berikut adalah beberapa urgensi sanad keilmuan dalam dakwah kekinian:

  1. Keabsahan informasi: Di ​​era informasi yang begitu cepat dan mudahnya menyebar, banyak sekali konten-konten yang tidak terverifikasi kebenarannya. Dengan memiliki sanad keilmuan yang sahih, dakwah kekinian dapat memastikan bahwa informasi yang disampaikan berdasarkan pengetahuan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
  2. Kredibilitas: Keilmuan Sanad memberikan kredibilitas pada seorang dai atau orang yang menyampaikan dakwah kekinian. Dengan memiliki sanad keilmuan yang kuat, dakwah akan lebih dipercaya oleh masyarakat karena menunjukkan bahwa dakwah tersebut didasarkan pada pengetahuan yang autentik dan diperoleh dari para ahli dalam bidang tersebut.
  3. Keberlanjutan pengetahuan: Dakwah kekinian yang berbasis teknologi cenderung memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan dengan tradisi lisan dan tulisan yang bertahan selama berabad-abad. Dengan adanya sanad keilmuan, ilmu yang disampaikan dalam dakwah kekinian dapat terus berlanjut dan diperbarui oleh para ulama dan ahli keilmuan, sehingga tetap relevan dengan perkembangan zaman.
  4. Perlindungan dari pemahaman yang keliru: Tanpa sanad keilmuan yang jelas, ada risiko pemahaman yang keliru atau memasukkan ajaran agama dalam dakwah kekinian. Dengan adanya sanad keilmuan, ada sistem pengawasan dan kontrol kualitas terhadap materi dakwah, sehingga dapat mencegah penyebaran pemahaman yang salah atau ekstrem.
  5. Melawan radikalisasi: Dakwah kekinian dapat menjadi medan yang rentan terhadap penyebaran pemahaman atau ekstremitas. Dengan sanad keilmuan yang kuat, dakwah kekinian dapat memberikan pemahaman agama yang moderat, seimbang, dan sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.
  6. Mewariskan tradisi keilmuan: Sanad keilmuan juga berperan dalam mewariskan tradisi keilmuan kepada generasi mendatang. Dengan menjaga dan melanjutkan sanad keilmuan, dakwah kekinian dapat menjadi bagian dari tradisi ilmiah dan keilmuan yang lebih luas, sehingga ikut berkontribusi dalam perkembangan dan mempertahankan pemertahanan ilmu pengetahuan.

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga dan memperkuat sanad keilmuan dalam dakwah kekinian antara lain:

  1. Pendidikan dan pelatihan: Dukungan terhadap pendidikan dan pelatihan bagi para dai dan penceramah menjadi sangat penting. Mereka perlu memperoleh pengetahuan yang mendalam dalam bidang agama dan keilmuan secara formal, baik melalui institusi pendidikan formal maupun melalui program-program pelatihan yang diselenggarakan oleh ulama dan lembaga keislaman terpercaya.
  2. Rujukan kepada ulama dan ahli keilmuan: Dalam menyampaikan dakwah kekinian, penting untuk selalu merujuk kepada ulama dan ahli keilmuan yang terpercaya dan memiliki sanad keilmuan yang sahih. Dengan demikian, dakwah dapat didasarkan pada pemahaman yang benar dan terhindar dari penyebaran informasi yang salah.
  3. Keterbukaan terhadap kritik dan revisi: Dakwah kekinian perlu terbuka terhadap kritik dan revisi. Jika ada kesalahan atau ketidakakuratan dalam pengetahuan yang disampaikan, para dai dan penceramah harus bersedia untuk memperbaiki dan memperbarui informasi sesuai dengan pemahaman yang lebih baik. Ini akan membantu menjaga integritas dan keaslian ilmu yang disampaikan.
  4. Kolaborasi antar ulama dan ahli keilmuan: Mengadakan forum kolaborasi antara ulama, ahli keilmuan, dan para dai kekinian dapat memperkuat sanad keilmuan dalam dakwah. Diskusi dan pembagian pengetahuan akan membantu menyempurnakan pemahaman agama yang lebih komprehensif dan sesuai dengan konteks zaman.
  5. Penerapan akhlak mulia: Selain memiliki sanad keilmuan yang kuat, dakwah kekinian juga perlu dilandasi pada akhlak mulia dan tauladan yang baik. Para dai dan penceramah harus menjaga integritas, kejujuran, dan kesopanan dalam menyampaikan dakwah agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
  6. Mengedepankan penelitian dan studi mendalam: Para dai dan penceramah kekinian perlu melakukan penelitian dan studi mendalam dalam bidang yang akan mereka sampaikan. Mereka harus memiliki pemahaman yang luas dan mendalam tentang berbagai isu dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat saat ini. Dengan demikian, dakwah kekinian dapat memberikan solusi yang konkret dan relevan.
  7. Menyebarkan dan memperbarui karya sastra: Selain menggunakan media sosial dan platform digital, para dai dan penceramah kekinian juga dapat menyebarkan karya sastra yang sahih dan bermanfaat. Mereka dapat membuat dan menerbitkan buku, artikel, atau materi dakwah dalam bentuk tulisan yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Penting untuk memperbarui literatur tersebut sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan zaman.
  8. Menggalang jaringan ulama dan ahli keilmuan: Membangun jaringan dan kemitraan dengan ulama dan ahli keilmuan lainnya sangat penting dalam menjaga dan memperkuat sanad keilmuan dalam dakwah kekinian. Melalui kolaborasi dan kerjasama, para dai dan penceramah dapat saling memperkaya pengetahuan dan pengalaman, serta memperoleh masukan dan bimbingan dari mereka yang memiliki otoritas dalam bidang keilmuan.
  9. Menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanad keilmuan: Para dai dan penceramah kekinian juga dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanad keilmuan dalam menerima dan memahami dakwah. Mereka dapat menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya merujuk kepada ahli keilmuan yang sahih dan memverifikasi informasi sebelum mengambil kesimpulan. Hal ini akan membantu masyarakat menjadi lebih kritis dan cerdas dalam menyerap informasi dakwah.
  10. Menghidupkan tradisi diskusi dan bimbingan keilmuan: Tradisi diskusi dan bimbingan keilmuan dapat dihidupkan kembali dalam dakwah kekinian. Melalui forum-forum diskusi, kajian keilmuan, atau pendampingan program, para dai dan penceramah kekinian dapat berinteraksi langsung dengan ulama dan ahli keilmuan untuk memperdalam pemahaman agama dan meningkatkan kualitas dakwah yang disampaikan.

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah di atas, sanad keilmuan dalam dakwah kekinian dapat terjaga dan diperkuat. Hal ini akan memberikan kekuatan intelektual, integritas, dan himbauan dalam menyampaikan pesan-pesan agama yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

Penulis: Bahrur Rosi (Dosen Fakultas Dakwah IAIMU Pamekasan)

 

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan