IDTODAY.CO – Apapun akan dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI), demi menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tak peduli harus menantang bahaya yang bisa merenggut nyawa sendiri.
Seperti halnya yang dilakukan oleh anggota Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini (Satgas Pamtas RI-PNG) Batalyon Infanteri 131/Braja Sakti (Yonif 131/Brs), di tengah hutan Papua.
Dikutip VIVA Militer dari akun Instagram resmi Yonif 131/Braja Sakti, dipimpin oleh Letda Inf Ari Suseno, anggota Pos Skofro Baru Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 131/Brs, melakukan patroli di tengah belantara Bumi Cenderawasih.
Jelas bukan perkara mudah memasuki hutan Papua untuk mengamankan patok perbatasan RI-PNG. Selain kondisi hutan yang masih liar, para anggota Satgas Yonif 131/Braja Sakti juga harus waspada serangan Kelompok Separatis Teroris (KST) Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Selain melakukan patroli, para prajurit TNI Angkatan Darat ini juga mengecek patok perbatasan RI-PNG MM 2.2. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Wakil Komandan Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 131/Brs, Mayor Inf Ahmad Muzani.
Mengamankan wilayah perbatasan RI-PNG demi menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI adalah salah satu tugas pokok Satgas Pamtas Yonif 131/Brs.
Dalam menjalankan tugasnya, Satgas Pamtas Yonif 131/Brs wajib menjaga enam patok perbatasan di enam lokasi berbeda. Mulai dari patok MM 1 hingga patok MM 3A.
“Patroli patok ini dilaksanakan secara rutin guna memastikan patok batas RI-PNG MM 2.2 dalam kondisi aman dan letaknya sesuai dengan koordinat yang telah disepakati antara kedua negara,” ujar Mayor Inf Ahmad Muzani.
Sebagai informasi, Yonif 131/Braja Sakti merupakan Satuan Tempur Infanteri yang berada di bawah kendali Komando Resor Militer 032/Wira Braja (Korem 033/Wirabraja), Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan (Kodam I/Bukit Barisan).
Berdiri pada 26 April 1958, Yonif 131/Braja Sakti memiliki pengalaman tempur di sejumlah palagan.
Beberapa diantaranya adalah Operasi Penumpasan Pemberintakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), Operasi Seroja di Timor-Timur (sekarang Timor Leste), dan Operasi Wibawa penumpasan Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) Aceh.
Sumber: viva.co.id