Aset terbesar bangsa Indonesia itu bukan mineral, gas, minyak, hutan, laut tapi manusia. Manusia Indonesia adalah kekayaan terbesar kita. Aset ini harus menjadi manfaat yang besar bagi kita semua.
Hal tersebut dikatakan Anies Baswedan saat diwawancarai wartawan senior Karni Ilyas dalam kanal YouTube Karni Ilyas Club, Sabtu (29/07/2023). ‘’Saya menggunakan istilah kualitas manusia bukan kualitas sumber daya manusia. Kita disebut sumber daya manusia kita menempatkan manusia sebagai sumber daya saja dalam kegiatan ekonomi. Seakan-akan manusia itu faktor produksi saja.
Menurut Anies, padahal, manusia bukan sekadar faktor produksi. Jadi, pendidikan pun bukan semata-mata sebagai persiapan kerja. Tapi, pendidikan untuk menumbuhkan semua potensi, sehingga dia bisa meraih apa yang dicita-citakan.
‘’Dan menjadi manusia bermanfaat, menjadi manusia yang bahagia. Jadi, saya melihat pendidikan itu sebagai bagian dari peningkatan kualitas manusia.’’ Kata Capres yang diusung Partai NasDem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera tersebut.
Jaminan yang pertama, kata Anies, manusia itu harus sehat. Dari mulai di dalam kandungan, ketika ibu hamil memastikan kesehatan anak yang dikandungnya. Kesehatan anak ini harus menjadi perhatian yang sangat serius. ‘’Dari ibu hamil sampai melahirkan harus mendapat nutrisi yang baik.’’ Ujar Anies.
Jaminan kedua, lanjut Anies, anak atau manusia harus mendapat nutrisi dan gizi yang baik sejak berada di dalam kandungan. ‘’Ini bekal. Apalah artinya kita berbicara pendidikan kalau bekal awalnya saja sudah tidak baik,’’ ungkap Gubernur Jakarta periode 2017-2022 ini.
Anies menegaskan, di dalam pendidikan terdapat dua unsur. Yakni, unsur sekolah dan unsur rumah. Bagaimana orang tua mendapat bekal yang lebih baik. Dan negara perlu dan bisa memainkan perannya. Karena orang tua pendidik pertama, utama dan yang paling tidak tersiapkan.
Kemudian, masalah sekolah. Kata Anies, dunia pendidikan harus memastikan ada jumlah bangku yang jumlahnya sesuai dengan jumlah anak. ‘’Jangan sampai seperti piramid,’’
Yang kedua, terkait dengan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum yang sudah ada tetap jalan tidak harus gonta-ganti kurikulum. Tapi, fokus pada peningkatan kualitas guru.
‘’Kita suka pada mata pelajaran itu karena buka atau guru, jarang kita menyukai buku tapi suka pelajaran karena guru. Kualitas guru menjadi sangat penting. Bisa menjadi teman, bisa menjadi inspirasi,’’ ujar Anies.
Lalu, terkait dengan guru adalah berbicara adalah kepemimpinan. Yaitu, kata kuncinya kepala sekolah. ‘’Kunci sentral adalah kepala sekolah. Maka harus mendapat bekal yang yang baik.’’ Dan, pendidikan itu adalah investasi untuk masa depan bangsa.
Sumber: kbanews