Ketimpangan ekonomi saat ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah Indonesia. Juga termasuk yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Hal ini, tentu saja, merupakan ”lonceng peringatan” bagi pemerintah.

Pengamat politik Rusmin Effendy mengatakan, pernyataan Anies Baswedan tentang ketimpangan kota-kota yang ada di Indonesia merupakan bukti bahwa pembangunan infrastruktur pemerintah belum menyentuh sampai ke polosok tanah air.

“Saya kira pernyataan Anies Baswedan sebagai autokritik bagi pemimpin ke depan, siapapun orangnya. Bukan hanya sibuk membangun proyek infrastruktur jalan tol yang tidak bisa dinikmati rakyat kecil, sehingga terjadi disparitas dan kesenjangan antara si miskin dan kaya. Inilah kegagalan pemerintah Jokowi yang berorientasi infrastrktur perkotaan bukan pedesaan,” ujarnya kepada KBA News, di Jakarta.

Menurut Rusmin, sejak memimpin DKI Jakarta, sosok Bakal Calon Presiden Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) memiliki track record yang tidak perlu diragukan dan sampai ke tingkat dunia karena Jakarta menjadi percontohan kota modern yang diakui dunia.

Baca Juga:  Denny Indrayana Sebut Anies Bakal Gagal Capres Jika MA Menangkan PK Moeldoko ke Demokrat

“Kalau ada yang mencela kinerja Anies saat Gubernur DKI Jakarta, berarti upaya mendiskriditkan apa yang sudah dilakukan Anies, buktikan saja apakah gubernur daerah lainnya mampu berbuat yang sama dengan prestasi pembangunan kota dibandingkan Anies,” kata dia.

Rusmin menambahkan, apa yang disampaikan Anies di depan Rakernas XVI Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), di Makassar, sejatinya memotivasi daerah untuk melakukan pembangunan infrastruktur pedesaan yang dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Saya mengapresiasi gagasan dan mendorong agar Apeksi bisa menjadi motivator membangunan infrastrktur pedesaan dan meningkatkan kinerja birokrasi di daerah yang sampai saat ini masih amburadul,” tegas dia.

Sebelumnya, Anies Baswedan dalam orasi politiknya di hadapan peserta Apeksi, yang anggotanya adalah para walikota di seluruh Indonesia, sempat menyinggung ketimpangan di pelbagai wilayah Indonesia melalui foto udara Indonesia di malam hari.

Foto-foto yang dibawa oleh mantan Rektor Universitas Paramadina ini, terlihat sebagian besar lampu di wilayah di Pulau Jawa menyala, sebagian di Pulau Sumatera menyala, dan Indonesia Timur hanya sebagian kecil

“Potret ini potret kota-kota di Indonesia. Ketika dilihat kota-kota Indonesia ini wajah ketimpangan yang ada. Ini tidak pakai data lho, gambar saja,”katanya.

Anies kemudian membandingkan ketimpangan dari sisi penggunaan listrik dengan beberapa negara lain. Salah satunya, India yang penduduknya lebih banyak dari pada Indonesia.

“Jadi kalau bapak perhatikan, lampu ini gambarkan kota Indonesia. Di situ terlihat ketimpangan yang luar biasa. India itu terlihat bahwa kota-kota di sana ini memiliki kontribusi relatif setara,” ucap Anies.

Tak hanya itu, Anies juga menuturkan masih adanya kemiskinan ekstrem yang terjadi di pusat pemerintahan negara, DKI Jakarta. Anies mengaku meriset hal tersebut saat berkeliling sebelum menjadi gubernur.

Baca Juga:  Politisi Sempit Pentingkan Konstruksi Fasum, Gubernur Anies Pikirkan Konstruksi Martabat Bangsa

Kata Anies, kesenjangan sosial di ibu kota sangat tinggi di perkotaan perlu dibereskan terlebih dahulu dari pada permasalahan lain.

“Yang ekstrem miskin di situ, yang ekstrem kaya juga di situ. Jadi, ketimpangan di kota-kota kita itu ketimpangan yang harus dibereskan agak awal,” katanya.

Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 menyampaikan, jika nanti terpilih menjadi Presiden Indonesia, dia akan bekerja keras agar semua lampu malam hari menyala di semua kota Indonesia dengan rata, yang menunjukkan bahwa tanah air ada keadilan untuk semua.

“Jadi, visi yang kita ingin menawarkan ke depan, kita ingin di malam hari seluruh kota di Republik Indonesia terlihat menyala terang dari udara,” ujarnya.

Sumber: kbanews

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan