Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma kembali mengutarakan keluhan terkait penanganan virus Corona atau COVID-19. Kali ini terkait kapasitas rumah sakit yang ada di Surabaya yang menurutnya 50 persen dipenuhi pasien corona dari luar Surabaya.
“Terdeteksi di Rumah Sakit Soewandhie dan Rumah Sakit BDH, pasien COVID-19 dari luar Surabaya datang langsung ke UGD,” kata Risma di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Senin, 11 Mei 2020.
Ia membayangkan andaikata pasien Corona kategori orang tanpa gejala (OTG) berobat ke RS di Surabaya dan singgah di beberapa tempat, seperti di warung. “Misalnya ke warung makan dan tempat lain, tentu ini yang membuat berat kepada kami di Surabaya. Belum lagi kalau dia bawa keluarga, sedangkan di salah satu keluarganya sudah ada yang positif COVID-19,” ucap Risma.
Direktur RSUD dr Soetomo Surabaya sekaligus Gugus Tugas COVID-19 Jatim, Joni Wahyuadi, merespons apa yang disampaikan Risma itu. Menurutnya, tidak semua yang disampaikan Risma benar. Ia mengambil contoh di RSUD dr Soetomo, 95 persen pasien merupakan warga Surabaya.
“Saya enggak tahu di rumah sakit lain apakah memang banyak yang dirawat yang dari luar. Perlu di-update datanya, karena di Soetomo tidak berbicara seperti itu,” kata Joni dalam konferensi pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Senin malam.
Kendati pun ada warga luar Surabaya yang berobat ke rumah sakit di Kota Pahlawan, secara etika pada prinsipnya penanganan pasien tidak boleh ditolak. Perawatan pasen tidak boleh memandang atau membeda-bedakan berdasarkan RAS, agama, kedaerahan, ataupun politik. Hal itu juga dipegang di IDI dan Persi. “Itu etika kedokteran,” ujar dokter senior itu.
Sumber: Viva