Rekrutmen CPNS Jelang Pemilu, Ray Rangkuti: Politik Anggaran Sedang Dimainkan

Analis Sosial Politik asal UIN Jakarta, Ray Rangkuti (Wikipedia)

Pengamat Politik Ray Rangkuti, mengatakan ada tiga hal yang harus diperhatikan pemerintah terkait rencana membuka rekrutmen CPNS tahun 2023 dengan total 1.030.751 orang pada September mendatang.

Pertama, kata Ray, terkait penggunaan fasilitas negara hingga kelanjutan pengelolaannya. Kemudian yang terpenting ialah bahaya adanya politik anggaran.

Menurut Ray, pemerintah yang tiba-tiba akan merekrut banyak CPNS patut dipertanyakan maksud tujuannya, bahkan bisa termasuk dalam politik anggaran.

“Itu yang harus diperhatikan, karena bisa saja akan digunakan untuk meraih suara, semakin banyak anggarannya, banyak orang dipekerjakan, terima kasih orang juga akan besar. Praktik ini bisa dalam masuk politik anggaran,” kata Ray, Senin (12/6).

Baca Juga:  Kental Politik Identitas, Duet Anies dengan Kader PKS Tidak Realistis di Pilpres 2024

Padahal, kata Ray, pemerintah sendiri yang awalnya membatasi pekerja honorer di Indonesia. Bahkan tenaga honorer resmi dihapus pada November 2023 mendatang.

Ray menegaskan sudah sepatutnya DPR untuk mengingatkan maksud dan urgensi Menpan RB akan membuka rekrutmen satu juta CPNS dengan dominasi menjadi tenaga honorer.

“Siapa yang berwenang menegur? Harusnya DPR yang mengingatkan. Apa tujuannya apa maksudnya, di mana urgensinya?,” tanya Ray.

Sebelumnya, Menpan RB Abdullah Azwar Anas mengungkapkan bahwa pemerintah berencana membuka rekrutmen CPNS tahun 2023 dengan total 1.030.751 orang. Rekrutmen untuk abdi negara ini rencananya dibuka pada September mendatang.

“Kami menyampaikan (pada Presiden Jokowi) terkait dengan rencana rekrutmen ASN di 2023 ini. Masih ada beberapa instansi dengan surat yang sudah kita kirim tetapi mereka belum juga mengirim usulan untuk formasi CPNS di 2023. Dan total yang akan kita rekrut sementara ada 1.030.000 orang di 2023,” jelas Azwar usai menghadap Presiden Jokowi, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (12/6).

Baca Juga:  Anies Sebut Relawan dan Kader Partai Bak Superhero Avengers

Azwar menjelaskan dari total 1 juta lebih rekrutmen tersebut, sekitar 80% diperuntukkan untuk non ASN atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kemudian 20% diperuntukkan untuk yang baru lulus kuliah.

“Fresh graduate ini apa saja sekarang masih kami utamakan yang talenta digital. Tentu nanti yang fresh graduate ini kriterianya akan sangat tinggi kualifikasinya untuk mengisi tempat-tempat yang memang dibutuhkan oleh kementerian lembaga dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia,” tutur Azwar.

Sumber: tajukpolitik.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan