Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah bermutasi menjadi ormas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di mana penelitinya memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo.

“BRIN sudah bermutasi menjadi Ormas PDIP,” kata pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto di akun Twitter-nya, Senin (17/7/2023).

Gigin mengatakan seperti itu menanggapi berita dari tvOne berjudul “Ganjar Capres Ideal Pilihan Milenial Kampus, BRIN: Pengalamannya Bisa Diandalkan”

Kata Gigin, penelitian di Indonesia dipermalukan atas pernyataan peneliti BRIN yang memberikan dukungan ke Ganjar.

“Dunia penelitian kita benar-benar dipermalukan,” ungkapnya.

Direktur Politik dan Hankam Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Moch Nurhasim menilai milenial kampus menempatkan bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo sebagai capres ideal.

Baca Juga:  Ganjar Pranowo Sebut Sudah Tidak Ada Zona Merah COVID-19 di Jateng

Menurutnya, Ganjar Pranowo memiliki pengalaman yang dapat diandalkan untuk memimpin Indonesia di masa mendatang.

Hal ini disampaikan Nurhasim saat menjadi narasumber di acara rilis survei nasional Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) bertajuk ‘Capres Pilihan Millenial Kampus’ di Hotel Aryaduta, Jakarta, Sabtu (15/7/2023

“Kalau dari kalangan muda, beliau (Ganjar) juga punya inspirasi, sebagai salah satu tokoh milenial yang punya potensi pengalaman politik yang luar biasa. Dari DPR sebagai politisi kemudian menjadi gubernur Jawa Tengah 2 periode dan sebagainya. Jadi dari sisi pengalaman Pak Ganjar bisa diandalkan karena juga di parlemen dan eksekutif sudah banyak dilakukan,” ujar Nurhasim.

Baca Juga:  Ganjar Sebut Wonosobo Tertarik Ajukan PSBB, Peningkatan Kasus Corona Tinggi

Selain itu, kata Nurhasim, Ganjar Pranowo juga memiliki karakter yang low profile.

Hal ini dianggap sebagai bagian dari masyarakat bawah serta gayanya merakyat.

Untuk itu, mayoritas masyarakat menilai Ganjar mirip dengan Presiden Jokowi.

“Pak Ganjar ini saya lihat meniru model karakter Pak Jokowi meski tidak sama. Pak ganjar orangnya tidak terlalu banyak bicara yang terlalu tinggi, bahasanya diukur dengan komunikasi bisa dipahami masyarakat kecil,” katanya.

Meskipun demikian, Nurhasim menilai elektabilitas bakal capres masih dinamis sehingga Ganjar Pranowo tetap harus waspada serta menemukan langkah-langkah kreatif untuk mempertahankan dan meningkatkan elektabilitas.

Baca Juga:  Antisipasi Virus Corona, Ganjar Liburkan Kegiatan Pendidikan Formal Selama Dua Pekan

Menurut dia, salah faktor penentu nanti adalah bakal calon wakil presiden Ganjar Pranowo.

“Jadi cawapresnya harus bisa mendukung elektoral Ganjar, bukan hanya dari sisi punya modal tetapi harus mewakili segmentasi pemilih di luar segmentasi pemilih saat ini yang mendukung Ganjar, karena kalau sama nggak ada gunanya, itu pertimbangannya hanya calon dari NU atau tokoh lain sebagian dari NU atau dari kubu Prabowo atau Anies. Ini tergantung strategi calon presiden yang akan diusung,” pungkas Nurhasim.

Sumber: suaranasional

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan